MAKALAH
PENILAIAN
DAN KARAKTERISTIK OBLIGASI
Mata Kuliah:
Manajemen Keuangan 2
Dosen
Pengampu: Faiqul Hazmi, S.E.I., M.E.Sy.
Disusun Oleh
Kelompok 2:
1.
Fika Indriyani (161420000113)
2.
Diah Aulia Hapsari (161420000071)
3.
Fiki Rohmatun (161420000091)
4.
Diki Candra F M (161420000053)
PROGRAM STUDI
PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS SYARIAH DAN
HUKUM
SEMESTER 4
UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA’ (UNISNU)
JEPARA
TAHUN 2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Obligasi dan keduanya adalah instrumen keuangan
yang disebut sekuriti namun bedanya adalah bahwa pemilik
saham adalah bagian dari pemilik perusahan penerbit saham, sedangkan pemegang
obligasi adalah semata merupakan pemberi pinjaman atau kreditur kepada penerbit
obligasi. Obligasi juga biasanya memiliki suatu jangja waktu yang ditetapkan
dimana setelah jangka waktu tersebut tiba maka obligasi dapat diuangkan
sedangkan saham dapat dimiliki selamanya (terkecuali pada obligasi yang
diterbitkan oleh pemerintah Inggris yang disebut gilts yang tidak memiliki jangka waktu jatuh
tempo)
Obligasi secara ringkasnya adalah
utang tetapi dalam bentuk sekuriti.
"Penerbit" obligasi adalah sipeminjam atau debitur, sedangkan
"pemegang" obligasi adalah pemberi pinjaman atau kreditur dan
"kupon" obligasi adalah bunga pinjaman yang harus dibayar oleh
debitur kepada kreditur.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat diketahui rumusan masalahnya yaitu:
a. Apasaja jenis-jenis obligasi?
b. Bagaimana karakteristik dan terminologi obligasi?
c. Apasaja faktor penentukan nilai?
d. Bagaimana cara penilaian obligasi?
C. Tujuan
Dari rumusan masalah diatas dapat diketahui tujuannya yaitu:
a. Mengetahui jenis-jenis obligasi
b. Mengetahui karakteristik dan terminologi obligasi
c. Mengetahui faktor penentukan nilai
d. Mengetahui cara penilaian obligasi
BAB
II
PEMBAHASAN
1. Jenis-jenis obligasi
Sebelum transaksi jual
beli obligasi terjadi, ada suatu kontrak perjanjian obligasi (bond indenture)
antara pembeli dan penjual obligasi. Dan macam obligasi ditentukan oleh kontrak
perjanjian tersebut, macam obligasi antara lain:
a.
Berdasarkan penerbit obligasi (issuer)
Berdasarkan penerbit
obligasi dapat dibagi atas tiga jenis yaitu :
1) Obligasi
pemerintah
Yaitu obligasi yang
diterbitkan oleh pemerintah.
2) Obligasi
perusahaan milik negara (state owned company)
Contoh penerbit obligasinya
adalah BTN, Bapindo, PLN, jasa marga, Pegadaian, Pelabuhan Indonesia, dan
lain-lain.
3) Obligasi
perusahaan swasta
Contoh penerbit obligasinya
adalah Astra Internasional, Bank Internasional Indonesia, Citra Marga Nusaphala
Persada, Bank Modern, Multiland, Dharmala Sakti Sejahtera, Ciputra development,
Tjiwi Kimia, dan lain-lain.
b. Berdasarkan sistem
pembayaran bunga
Berdasarkan sistem
pembayaran bunga maka obligasi dapat dibagi atas dua jenis yaitu :
1) Obligasi
Kupon (Coupon Bond)
Obligasi kupon (Coupon
Bond) yaitu obligasi yang bunganya dibayarkan secara periodik, ada yang
setiap triwulan, semesteran, atau tahunan. Pada surat obligasi terdapat bagian
yang dapat dirobek untuk mengambil bunga obligasi tersebut. Bagian inilah yang
disebut kupon obligasi. Jadi kupon obligasi adalah bagian yang istimewa dari
suatu obligasi yang mendefinisikan jumlah bunga tahunan. Setiap 1 kupon
melambangkan 1 kali bunga yang dapat diambil.
2) Obligasi
Tanpa Kupon (Zero Coupon Bond)
Lain halnya dengan Coupon
bond, Zero Coupon Bond tidak mempunyai kupon, sehingga
investor tidak akan menerima bunga secara periodik, dimana bunga langsung
dibayarkan sekaligus pada saat pembelian sehingga akan mengurangi harga
obligasi.[2]Misalnya
investor membeli obligasi zero coupon dengan nilai nominal Rp
1.000.000 tetapi investor hanya membayar dengan harga Rp 700.000. Pada saat
jatuh tempo, uang pokok akan dibayarkan penuh sebesar Rp 1.000.000.
c. Berdasarkan
tingkat bunganya
Berdasarkan tingkat bunga
ada 3 jenis obligasi, yaitu :
1) Obligasi
dengan bunga tetap (Fixed rate bond)
Bunga pada obligasi ini
ditetapkan pada awal penjualan obligasi dan tidak berubah sampai dengan jatuh
tempo.
2) Obligasi
dengan bunga mengambang (Floating rate bond)
Bunga pada obligasi ini
ditetapkan pada waktu pertama kali untuk kupon pertama, sedangkan pada waktu
jatuh tempo kupon pertama akan ditentukan tingkat bunga untuk kupon berikutnya,
demikian seterusnya. Biasanya obligasi dengan bunga mengambang ini ditentukan
relatif terhadap suatu patokan suku bunga misalnya 1% di atas JIBOR (Jakarta
Inter Bank Offering Rate), 1,5% di atas LIBOR (London Inter Bank Offering
Rate).
3) Obligasi
dengan bunga campuran (Mixed rate bond)
Obligasi jenis ini merupakan
gabungan dari obligasi bunga tetap dan bunga mengambang. Bunga tetap ditetapkan
untuk periode tertentu biasanya pada periode awal, dan periode selanjutnya
bunganya mengambang.
d. Berdasarkan
jaminannya
Berdasarkan jaminannya ada 5
jenis obligasi yaitu :
1) Collateral
Perusahaan penerbit membuat
suatu janji, apabila pada saat jatuh tempo obligasi perusahaan penerbit tidak dapat
membayar nilai nominal obligasi maka perusahaan penerbit menyediakan sejumlah
aset milik perusahaan sebagai jaminan. Hal tersebut akan memperkuat tingkat
kepercayaan pemodal, yang menjamin bahwa pemodal tidak akan mengalami kerugian.
2) Debenture
Dalam tipe obligasi ini,
perusahaan penerbit obligasi tidak menjamin dengan aktiva tertentu, tetapi
dijamin oleh tingkat likuiditas perusahaan. Pemodal berharap bahwa perusahaan
dapat mencapai laba untuk membayar bunga dan nilai nominal obligasi.
3) Subordinate debenture
Dalam
perjanjian kontrak obligasi, pemegang obligasi diklasifikasikan berdasarkan
siapa yang akan dibayar terlebih dahulu. Jika perusahaan bangkrut, siapa yang
paling mendapat prioritas untuk dibayar terlebih dahulu. Tipe subordinate
debenture dibayar setelah debenture. Oleh karena
itu, subordinate debenture merupakan obligasi yang mempunyai
risiko tinggi.
4) Obligasi
pendapatan (Income bonds)
Obligasi tipe ini, tidak
dijamin dengan aset tertentu. Di samping itu, perusahaan penerbit tidak
mempunyai kewajiban membayar bunga secara periodik kepada pemegang obligasi.
Dalam obligasi, perusahaan akan membayar bunga apabila laba yang dicapai cukup
untuk membayar bunga. Perusahaan penerbit tidak mempunyai utang bunga apabila
periode yang berlalu tidak mampu membayar bunga.
5) Obligasi
Hipotek (Mortgage)
Obligasi tipe ini dijamin
dengan aset tertentu dan aset yang dijadikan agunan disebutkan secara jelas.
Aset tersebut merupakan aset yang tidak bergerak misalnya, tanah dan gedung.
Apabila perusahaan melalaikan janjinya, agunan tersebut dapat dijual untuk
menutupi kewajiban perusahaan tersebut. Dalam obligasi tipe ini, aset
perusahaan yang baru secara langsung menjadi agunan.
e. Dari segi
tempat penerbitannya
1) Obligasi
domestik (Domestic Bond)
Obligasi yang diterbitkan
oleh perusahaan atau lembaga dalam negeri dan dipasarkan di dalam negeri.
Misalnya obligasi PLN yang dipasarkan di dalam negeri (Indonesia).
2) Obligasi
asing (Foreign Bond)
Adalah obligasi yang
diterbitkan oleh perusahaan atau lembaga asing pada suatu negara tertentu di
mana obligasi tersebut dipasarkan. Contoh : Yankee Bond diterbitkan
dan dipasarkan di Amerika Serikat, Samura Bond diterbitkan dan
dipasarkan di Jepang, Dragon Bond diterbitkan dan dipasarkan
di Hongkong dan sebagainya.
3) Obligasi
Global (Global Bond)
Obligasi yang diterbitkan
untuk dapat diperdagangkan dimanapun tanpa adanya keterbatasan tempat
penerbitan atau tempat perdagangan tertentu.
f. Dari segi
pemeringkat
Jika dilihat dari segi
rating maka obligasi dapat dibagi menjadi 3 Jenis, yaitu :
1) Grade
Bond
Yaitu obligasi yang telah
diperingkat dan termasuk dalam peringkat yang layak untuk investasi (investment
grade). Yang termasuk investment grade adalah peringkat AAA, AA, dan A
menurut Standards & Poor’s atau peringkat Aaaa, Aa dan A menurut Moody’s.
2) Non-grade
Bond
Adalah obligasi yang telah
diperingkat tetapi tidak termasuk peringkat yang layak untuk investasi (non-investment
grade). Umumnya peringkat obligasi ini adalah BBB, BB dan B menurut
Standards & Poor’s atau Bbb, Bb dan B menurut Moody’s.
g. Berdasarkan call
feature
1) Freely
Callable Bond
Dalam kontrak perjanjian
obligasi, pada saat tertentu perusahaan penerbit dapat memanggil (menarik)
obligasi kembali. Perusahaan penerbit mempunyai kesempatan untuk memanggil
obligasi apabila tingkat bunga turun dan menerbitkan obligasi baru dengan
tingkat bunga yang lebih rendah. Konsep ini disebut dengan refunding.
Perusahaan penerbit dapat memanggil obligasi yang beredar apabila hal tersebut
dianggap menguntungkan bagi perusahaan.
2) Non
Callable Bond
Non Callable Bond adalah obligasi yang tidak dapat dibeli kembali
oleh penerbitnya sebelum obligasi tersebut jatuh tempo. Kecuali penerbit
membeli melalui mekanisme pasar.
3) Deferred
Callable Bond
Deferred Callable Bond merupakan kombinasi antara freely callable
bond dengan non callable bond. Biasanya ditentukan suatu
batas waktu tertentu dimana obligasi tersebut tidak dapat dibeli kembali (non
callable), misalnya pada tahun pertama, kemudian sesudahnya penerbit dapat
membeli kembali (freely callable).
h. Berdasarkan segi
konversi
Dari segi konversi, obligasi
dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
1) Obligasi
Konversi/Tukar (Convertible Bond/Exchangeable Bond)
Obligasi konversi/tukar
adalah obligasi yang dapat ditukar dengan saham, baik saham penerbit obligasi
sendiri (convertible bond) maupun saham perseroan lain yang dimiliki
oleh penerbit obligasi (exchangeable bond). Saham-saham yang akan digunakan
sebagai konversi obligasi akan dijadikan jaminan pada wali amanat dan disimpan
di bank kustodian.
2) Obligasi
Non Conversi (Non Convertible Bond)
Obligasi non konversi
merupakan obligasi yang tidak dapat dikonversikan menjadi saham tetapi hanya
mencairkan pokok obligasi tersebut pada waktu jatuh tempo sebagaimana pada
obligasi lainnya.
i. Dilihat
dari segi perhitungan imbal hasil:
1) Konvensional
Bonds: obligasi yang diperhitungan dengan menggunakan sistem kupon bunga.
2) Syariah
Bonds: obligasi yang perhitungan imbal hasil dengan menggunakan perhitungan
bagi hasil. Dalam perhitungan ini dikenal dua macam obligasi syariah, yaitu:
a. Obligasi
Syariah Mudharabah merupakan obligasi syariah yang menggunakan akad bagi hasil
sedemikian sehingga pendapatan yang diperoleh investor atas obligasi tersebut
diperoleh setelah mengetahui pendapatan emiten.
b. Obligasi
Syariah Ijarah merupakan obligasi syariah yang menggunakan akad sewa sedemikian
sehingga kupon (fee ijarah) bersifat tetap, dan bisa diketahui/diperhitungkan
sejak awal obligasi diterbitkan.
Jenis obligasi di
Indonesia
Secara umum jenis obligasi
dapat dilihat dari penerbitnya, yaitu, Obligasi perusahaan dan Obligasi pemerintah. Obligasi pemerintah sendiri terdiri dalam beberapa
jenis, yaitu:
1. Obligasi Rekap, diterbitkan guna suatu tujuan khusus yaitu dalam rangka
Program Rekapitalisasi Perbankan;
3. Obligasi Ritel
Indonesia (ORI), sama dengan
SUN, diterbitkan untuk membiayai defisit APBN namun dengan nilai nominal yang
kecil agar dapat dibeli secara ritel;
4. Surat Berharga
Syariah Negara atau dapat
juga disebut "obligasi syariah" atau "obligasi sukuk", sama
dengan SUN, diterbitkan untuk membiayai defisit APBN namun berdasarkan prinsip
syariah(http://cantikanendira.blogspot.co.id/2015/08/makalah-obligasi-dan-penilaianya.html).
2. Karakteristik dan Terminilogi Obligasi
Mesakipun semua obligasi memiliki karakteristik umum
yang sama, seperti obligasi juga memiliki beberapa fitur kontraktual yang
berbeda-beda. Misalnya, sebagian besar obligasi perusahaan memiliki ketentuan
umum untuk melakukan pelunasan di awal (fitur penebusan atau call),
tetapi beberapa ketentuan penebusan spesifik dapat sangat bervariasi dari satu
obligasi ke obligasi yang lainnya. Dalam hal yang sama, beberapa obligasi di
jamin oleh aset spesifik yang harus di serahkan kepada pemegang obligasi jika
emiten gagal bayar, sementara obligasi lain tidak memiliki jaminan seperti itu.
Perbedaan ketentuan kontraktual, dan juga dalam kekuatan
keuangan fundamental yang mendasari
perusahaan penjamin obligasi, juga menyebabkan terjadinya perbedaan
dalam risiko, harga, dan perkiraan pengembalian obligasi. Untuk memahami
persyaratan-persyaratan berikut ini.
a. Nilai Pari
Nilai pari (par value) merupakan nilai pari
obligasi yang dinyatakan untuk tujuan ilustrasi, kita biasanya berasumsi nilai
pari adalah $1.000 meskipun setiap kelipatan $1.000 (misalnya, $5.000 atau $5
juta) juga dapat digunakan. Nilai pari biasanya mencerminkan jumlah uang yang di
pinjam oleh perusahaan dan dijanjikan untuk di lunasi kembali pada saat tanggal
jatuh tempo.
b. Tingkat Bunga Kupon
Obligasi Allied Food Products mengharuskan perusahaan
membayar bunga dalam jumlah tetap setiap tahunnya. Ketika pembayaran kupon (coupon
payment) tahunan, begitu biasanya pembayaran ini disebutkan, dibagi dengan
nilai parinya, hasilnya adalah tingkat bunga kupon (coupon interest
rate). Misalnya, obligasi Allied memiliki nilai pari $ 1.000 dan obligasi
tersebut membayar bunga $ 100 setiap tahunya. Pembayaran kupon obligasi adalah
$ 100 hingga tingkat bunga kuponnya adalah $ 100 / $ 1.000 = 10% . $ 100 itu
merupakan “biaya sewa” tahunan atas pinjaman sebesar $ 1.000. pembayaran ini,
yang ditentukan pada saat obligasi diterbitkan, tetap berlaku sepanjang umur
obligasi tersebut. Biasanya, pada sat obligasi diterbitkan, pembayaran kuponnya
telah ditentukan pada suatu tingkat yang akan membuat investor tertarik untuk
membeli obligasi pada atau mendekati nilai parinya. Sebagian besar contoh dan
soal yang diberikan di buku ini akan berfokus pada obligasi dengan tingkat kupo
tetap.
Namun, dalam beberapa kasus, pembayaran kupon suatu
obligasi dimungkinkan untuk bervariasi dan waktu ke waktu. Obligasi dengan
tingakat bunga mengembang (floating – rate bonds) ini bekerja dengan
cara berikut. Tingakt kupon ditentukan untuk suatu periode awal , sering kali
selama enam bulan pertama. Selanjutnya, tingakt ini akan disesuaikan setiap
enam bulan berdasarkan suatu tingakat pasar terbuka tertentu. Misalnya, banyak
emisi perusahaan dikaitkan dengan tingkat obligasi pemerintah 10 tahun.
Ketentuan-ketentuan lainnya juga dapat dimasukkan dalam obligasi ini. Misalnya,
beberapa obligasi dapat dikontroversi atas opsi pemegang ke utang dengan
tingakat bunga tetap, sedangakan yang lainnya memiliki batas atas dan batas
bawah (“cap” dan ”floor”) untuk seberapa tinggi dan seberapa rendah
perubahan bunga diperkenankan.
Beberapa obligasi bahkan tidak membayar kupon sama sekali, tetapi
ditawarkan dengan diskon dibawah nilai parinya sehingga memberikan apresiasi
modal sebagai ganti dari pendapatan bunga. Efek seperti ini disebut obligasi
dengan kupon nol (zero coupon bonds atau zero). Obligasi lain
membayar sebagian bunga kupon, tetapi tidak cukup untuk memungkinkan obligasi
tersebut diterbitkan pada nilai pari. Pada umumnya, setiap obligasi yang sejak
awal ditawarkan dengan harga jauh dibawah nilai pari disebut sebagai obligasi
dengan diskon emisi awal (original issue discount-OID).
c. Tanggal Jatuh Tempo
Obligasi umumnya memiliki tanggal jatuh tempo (maturity
date) yang telah ditentukan di masa nilai pari harus dilunasi. Obligasi
Allied, yang diterbitkan pada tanggal 3 Januari 2006, akan jatuh tempo pada
tanggal 2 Januari 2021. Jadi, obligasi ini memiliki jatuh tempo 15 tahun pada
saat diterbitkan. Kebanyakan obligasi memiliki jatuh tempo awal (original
maturity), atau waktu jatuh tempo saat obligasi tersebut pertama kali
diterbitkan, yang berkisar antara 10 hingga 40 tahun (meskipun begitu secara
legal, waktu jatuh tempo lainnya masih tetap diperkenankan). Tentu, jatuh tempo
efektif suatu obligasi akan turun setiap tahun setelah obligasi tersebut
diterbitkan. Jadi, obligasi Allied memiliki jatuh tempo awal 15 tahun. Namun,
pada tahun 2007 atau salah satu tahun kemudian, obligasi itu akan memiliki
jatuh tempo 14 tahun dan seterusnya.
d. Keterntuan Penebusan
Sebagian besar obligasi perusahaan dan pemerintah
daerah, tetapi bukan obligasi pemerintah, memiliki suatu ketentuan penebusan
(call provision) yang memberikan hak kepada emiten untuk membeli kembali
oblogasi sebagai penebusan. Ketentuan penebusan biasanya menyatakan bahwa
emiten harus membayar jumlah yang lebih besar dari nilai pari kepada pemegang
obligasi jika obligasi tersebut ingin ditebus.(Brigham dan Joel F. 2014:
275-276)
Obligasi (bond) merupakan suatu kontrak jangka panjang dimana
pihak peminjam setuju untuk melakukan pembayaran bunga dan pokok pinjaman pada
tanggal tertentu kepada pemegang obligasi tersebut. (Brigham dan Joel F. 2014:
273).
3. Faktor Penentu Nilai
Dalam
rangka usaha untuk memperbesar volume penjualannya kebanyakan perusahaan besar
menjual produknya dengan kredit. Penjualan kredit tidak segera menghasilkan
penerimaan kas, tetapi menimbulkan piutang langganan, dan barulah kemudian pada
hari jatuhnya terjadi aliran kas masuk (cash flow) yang berasal dari
pengumpulan piutang tersebut. Dengan demikian maka piutang (receivables)
merupakan elemen modal kerja yang juga selalu dalam keadaan berputar
Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi:
1.
Volume penjualan kredit
Makin
besar proporsi penjualan kredit dari keseluruh penjualan memperbesar jumlah
investasi dalam piutang. Dengan makin besarnya volume penjualan kredit setiap
tahunnya berarti bahwa perusahaan itu harus menyediakan investasi yang lebih
besar lagi dalam piutang. Makin besarnya jumlah piutang berarti makin besar
resiko, tetapi bersamaan dengan itu juga memperbesar "profitability"
2. Syarat pembayaran penjualan kredit
Apabila perusahaan menetapkan syarat pembayaran yang
ketak berarti bahwa perusahaan lebih mengutamakan keselamatan kredit dari pada
pertimbangan profitibilitas. Syarat yang ketat misalnya dalam bentuk batas
waktu pembayarannya yang pendek. Pembebenan bunga yang berat pada pembayaran
piutang yang terlambat.
3. Ketemtuan tentang pembatasan kredit
Dalam penjualan kredit perusahaan dapat menetapkan
batas maksimum atau plafond bagi kredit yang diberikan kepada para
langganannya. Makintinggi plafon yang ditetapkan bagi masing-masing langganan
berarti makin besar pula dan yang diinvestasikan dalam piutang
4.
Kebijaksanaan dalam mengumpulkan
piutang
Perusahaan
yang menjalankan kebijaksanaan secara aktif dalam pengumpulan piutang akan
mempunyai pengeluaran uang yang lebih besar untuk membiayai aktivitas
pengumpulan piutang tersebut dibandingkan dengan perusahaan lain yang
menjalankan kebijaksanaannya secara pasiv.
5.
Kebiasaan membayar dari para
langganan
Kebiasaan para langganan untuk membayar dalam”cash
discount period” atau sesudahnya akan mempunyai efek terhadap besarnmya
investasi dalam piutang. Apabila sebagian besra para langganan membayar dalam
waktu selama “discount period”, maka dan yang tertanam dalam piutang akan lebih
cepat bebas, yang ini berarti makin kecilnya investasi dalam piutang(Rianto,1998:85-87).
- Penilaian Obligasi
Obligasi adalah surat utang yang dikeluarkan oleh
perusahaan atau negara. Jangka waktu jatuh tempo obligasi bermacam macam, ada
yang relatif pendek seperti satu tahun, ada yang jangka panjang, yaitu 30
tahun. Bahkan ada obligasi yang dikeluarkan dengan jangka waktu jatuh tempo
yang tidak terbatas. Obligasi tersebut dinamakan consol. Obligasi mempunyai
ciri pembayaran bunga yang bersifat tetap untuk setiap periodenya.
Beberapa istilah kunci yang berkaitan dengan obligasi
adalah sebagai berikut ini.
1. Nilai nominal
Nilai nominal adalah harga yang tercantum pada nilai
obligasi, nilai tersebut mencerminian harga yang akan dibayarkan oleh penerbit
obligasi padasaat jatuh tempo. Misal suatu obligasi mempunyai nilai nominal
sebesar Rp 1juta. Pada saat jatuh tempo, pemegang obligasi akan memperoleh uang
pengambilan sebesar Rp 1juta dari pihak yang menerbitkan obligasi (diluar
bunga).
2. Kupon tingkat bunga
Kupon tingkat bunga adalah tingkat bunga (dalam
persentase berdasarkan nilai nominal) yang akan dibayarkan oleh pihak penerbit
obligasi. Misal suatu perusahaan menerbitkan obligasi dengan kupon tingkat
bunga sebesar 20% yang akan dibayarkan setiap tahun sepama 10tahun. Pemegang
obligasi akan memperoleh pembayaran bunga sebesar 50%XRp 1juta = Rp 200.000,00
setiap tahun selama 10tahun periode pembayaran bisa ditentukan oleh pihak
penerbit obligasi, misal setiap tahun atau setengah tahun.
3. Jatuh tempo
Jangka waktu (usia) atau jatuh tempo suatu obligasi
biasanya ditetapkan dalam satuan tahun. Pada saat jatuh tempo, penerbit
obligasi mempunyai kewajiban untuk melunasi pemegang obligasi sebesar nilai
nominalnya. Misalkan jangka waktu obligasi adalah 10 tahun, diterbitkan tahun
2001. Pada tahu 2011 (sepuluh tahun mendatang), penerbit obligasi akan melunasi
obligasi jatuh tempon sebesar nilai nominal (misal Rp 1juta). (Rianto,1998:113-114).
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Obligasi (bond) merupakan suatu kontrak jangka
panjang dimana pihak peminjam setuju untuk melakukan pembayaran bunga dan pokok
pinjaman pada tanggal tertentu kepada pemegang obligasi tersebut.
Obligasi juga memiliki
banyak jenis diantaranya berdasarkan
penerbit obligasi (issuer), berdasarkan sistem pembayaran bunga, berdasarkan
tingkat bunganya, berdasarkan jaminannya, dari
segi tempat penerbitannya,
dari segi pemeringkat, berdasarkan
segi konversi, dilihat dari segi perhitungan imbal hasil. Dari semua jenis dan
karakter dari obligasi dapat menambah pengetahuan mengenai bagaimana obligasi
itu dapat di gunakan dan di manfaatkan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
http://cantikanendira.blogspot.co.id/2015/08/makalah-obligasi-dan-penilaianya.html
Rianto, Bambang.
1999. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta
Brigham dan Joel
F. 2014. Dasar-Dasar
Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat
Posting Komentar